smkn1kutacane.com – Hukum adalah salah satunya fondasi khusus di kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Karena ada hukum karena itu sebuah mekanisme bisa terbentuk, hingga semua perlakuan dan perilaku warga dapat jalan sama sesuai ketentuan yang berjalan.
Hukum melakukan tindakan tegas sebagai pembanding di antara salah dan benar, terdakwa atau korban. Dengan posisinya yang demikian penting, tidaklah aneh jika banyak munculkan mitos dan fakta jika kuliah di jurusan hukum pasti benar-benar sulit.
Tetapi, betul tidak, sich, kuliah di jurusan ilmu hukum itu sulit? Apa mitos dan fakta yang terpenting untuk dipahami? Yok, baca pembahasan berikut!
Mitos Dan Fakta Jurusan Hukum
Wajib Hafal Semua Undang-Undang
Jika kita ada di jurusan ilmu hukum, karena itu undang-undang bisa menjadi pasangan yang tidak dapat dipisah. Semestinya pasangan umumnya, diperlukan pengetahuan yang lebih dari sekedar hafalan.
Undang-undang yang hendak kita jumpai saat kuliah hukum bukan hanya UUD 1945, tetapi benar-benar banyak yang lain, seperti KUHP, KUHD, Undang-Undang Ketenagakerjaan, dan sebagainya. Tentunya dengan banyak sekali pasal-pasal yang terdapat, tidak hanya cukup sekedar menghafalkannya.
Kamu semakin lebih memerlukan kekuatan analisis dan pengetahuan di atas rerata untuk tiap pasal yang kamu pakai. Dalam tiap ujian nanti akan semakin banyak mengulas contoh kasus dan implementasi undang-undang dan implikasi teori yang dibutuhkan.
Baca Juga : Informasi Jurusan Desain Interior & Prospek Kerjanya
Harus Jago Berdiskusi
Mungkin sejauh ini kita banyak menyaksikan di beberapa film atau sinetron korea yang tampilkan narasi mengenai anak hukum yang jago berdiskusi. Di dunia riil juga, sering memang diselenggarakan praktek peradilan semu untuk mahasiswa hukum belajar mengenai proses peradilan secara dalam.
Seringkali ada pembicaraan didalamnya yang bermanfaat untuk mempertajam kekuatan komunikasi. Tetapi, jago berdiskusi bukan ketrampilan khusus yang dibutuhkan bila kamu tertarik untuk mempelajari dunia hukum.
Karena, ada banyak kemampuan yang lain yang dibutuhkan dan sama keutamaan, contohnya kekuatan berpikiran krisis, kekuatan analisis yang tajam, perpecahan permasalahan, pemrosesan data dan informasi, dan temukan jalan keluar atas beberapa masalah yang terjadi.
Jadi Mahasiswa Hukum Bermakna Harus Siap Jadi Aktifis
Sebetulnya, dalam lingkungan universitas akan ada banyak beragam tipe organisasi yang nanti kamu jumpai. Organisasi ini mulai ada dari tingkat jurusan, fakultas, universitas, sampai organisasi di luar universitas. Dengan adanya banyak opsi organisasi ini, tentu saja memang tinggi peluangnya untuk beberapa mahasiswa jadi anggota.
Dalam suatu organisasi kita akan banyak belajar hal mengenai kepimpinan, perpecahan permasalahan, budaya organisasi, rekayasa dan politik, dan kekuatan management waktu. Maka tidaklah aneh jika banyak anak hukum yang memilih jadi aktifis dengan tujuan belajar serta lebih perduli dengan keadaan disekitaran. Tetapi, semua itu dibalikkan ke opsi pribadi masing-masing mahasiswanya, ada yang suka terturut dan jadi anggota organisasi politik, ada juga lebih suka habiskan waktu di tim-tim hoby atau ketrampilan.
Alumni Hukum Cuma Dapat Jadi Advokat
Ini salah satunya mitos yang paling perlu untuk dilempengkan. Walaupun memang banyak orang yang lulus dan memiliki gelar sarjana hukum memilih untuk berkarier sebagai advokat atau notaris, tetapi tidak berarti opsi kariernya terbatas pada ini saja. Jadi orang yang memiliki gelar sarjana hukum, kamu punyai banyak peluang untuk bekerja di beberapa sektor. https://www.smkn1kutacane.com/
Contohnya jadi staff sisi legal dalam suatu perusahaan yang bermasalah dengan kesepakatan dan dokumen perusahaan. Atau, kamu menjadi figur politikus punya pengaruh dan figur publik yang vocal saat mengumandangkan kebutuhan-kepentingan masyarakat.
Kuliah Hukum Tidak Akan Belajar Matematika
Sayang, keinginan ini harus sirna ya. Karena pada intinya, matematika dasar akan selalu ada pada hampir semua jurusan yang kita kenali. Mungkin memanglah tidak akan sesulit mereka yang betul-betul kuliah di jurusan matematika, tetapi saat kamu jadi mahasiswa hukum, kekuatan hitung dan menganalisa angka tetap diperlukan.
Kamu tetap menjumpai statistika dasar untuk kepentingan memproses data hasil riset. Kamu perlu lakukan rangkaian penghitungan untuk beberapa materi mengenai hukum waris, kasus jual-beli, sampai pembagian harta gono-gini.
Tersebut mitos dan fakta berkenaan jurusan hukum.